SINGALE, LASTIANTI. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP

Download sikap tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK. Negeri 3 Tahuna. ... pengetahuan ten...

0 downloads 143 Views 212KB Size
Singale, Lastianti. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang HIV/AIDS Dengan Tindakan Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa SMK Negeri 3 Tahuna. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado. Pembimbing (I): dr. Jane Pangemanan, MS, (II): dr. F. J. O. Pelealu, MPH, (III): dr. Franckie R. R. Maramis, M.Kes, PKK, SpKT. ABSTRAK Di Indonesia, data dari Ditjen PP dan PL Kemenkes RI tanggal 15 Agustus 2012, menunjukkan, untuk rentang umur 15 – 19 tahun terdapat 1.134 orang yang menderita AIDS. Hal ini menunjukkan bahwa masa transisi dari remaja menuju usia dewasa adalah masa krisis yang apabila tidak dibimbing bisa mengarah kepada perilaku yang berisiko. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK Negeri 3 Tahuna. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Systematic Random Sampling, dan analisis bivariat menggunakan uji kuadrat (chi square). Subjek penelitian adalah siswa SMK Negeri 3 Tahuna yang berjumlah 232 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 13 pertanyaan tentang pengetahuan tentang HIV/AIDS, 8 pertanyaan tentang sikap terhadap HIV/AIDS dan 10 pertanyaan tentang tindakan terahadap pencegahan HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden mengenai HIV/AIDS yaitu sebagian besar responden berpengetahuan baik 84,9%, dan sebesar 15,1% responden berpengetahuan tidak baik. Data sikap responden terhadap HIV/AIDS menunjukkan sebesar 73,7% responden yang bersikap positif terhadap pencegahan HIV/AIDS dan sebesar 26,3% responden yang bersikap negatif. Tindakan responden terhadap pencegahan HIV/AIDS menunjukkan sebesar 52,6% responden yang memiliki tindakan yang baik, dan sebesar 47,4% responden yang memiliki tindakan yang tidak baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK Negeri 3 Tahuna (nilai p=0,000), dan terdapat hubungan antara sikap terhadap HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK Negeri 3 Tahuna (nilai p=0,000). Saran kepada institusi sekolah agar lebih mendekatkan lagi cara penyampaian materi tentang HIV/AIDS kepada siswa dengan cara menggunakan alat peraga pada saat mengajar, memperlihatkan video tentang kasus HIV/AIDS yang terjadi pada remaja, serta memasang gambar, poster ataupun pamflet tentang HIV/AIDS di lingkungan sekolah. Saran bagi remaja kiranya mengaktifkan diri dalam kegiatan keagamaan, serta kegiatan ekstrakurikuler sekolah seperti pramuka, PMR, OSIS,dan kegiatan postif lainnya. Kata Kunci: HIV/AIDS, pengetahuan, sikap, tindakan.

1

Singale, Lastianti. The Relationship Between Knowledge and Attitudes About HIV/AIDS Preventive Measures With HIV/AIDS In SMK Negeri 3 Tahuna. Essay. School of Public Health. Sam Ratulangi University of Manado. Supervisor (I): dr. Pangemanan, MS, (II): dr. F. J. O. Pelealu, MPH, (III): dr. Franckie R. R. Maramis, Kes, PKK, IFMS. ABSTRACT

In Indonesia, data from Ditjen PP dan PL Kemenkes RI on August, 15, 2012, showed, for the age range of 15-19 years there were 1,134 people suffering from AIDS. This suggests that the transition from adolescence toward adulthood is a time of crisis that, if not guided can lead to risky behavior. This study was conducted to determine the relationship between knowledge and attitudes about HIV/AIDS preventive measures of HIV /AIDS on students of SMK Negeri 3 Tahuna. This study is a survey research with cross sectional analytic study. The sampling method used is the Systematic Random Sampling, and bivariate analysis using squared test (chi square). The subjects were students of SMK Negeri 3 Tahuna, amounting to 232 people. The research instrument used was a questionnaire containing 13 questions regarding knowledge about HIV/AIDS, 8 questions on attitudes towards HIV/AIDS and 10 questions about preventive measures of HIV/AIDS. The results showed the respondents' knowledge about HIV/AIDS is most knowledgeable respondents either 84.9%, and 15.1% of respondents either are not knowledgeable. Data respondents' attitudes towards HIV /AIDS showed 73.7% of respondents with a positive attitude towards the prevention of HIV /AIDS and 26.3% of respondents being negative. The respondents action against HIV/AIDS showed 52.6% of respondents who have a good action, and by 47.4% of respondents who have an action that is not good. Results of bivariate analysis showed an association between knowledge of HIV/AIDS with prevention measures of HIV/AIDS on students of SMK Negeri 3 Tahuna (p value = 0.000), and there is a relationship between attitudes toward HIV/AIDS preventive measures of HIV/AIDS on students of SMK Negeri 3 Tahuna (p value = 0.000). Advice to the school institution in order to get closer again for the submission of materials on HIV/AIDS to students how to use visual aids when teaching, showed a video about HIV/AIDS cases occurred in adolescents, as well as put up pictures, posters or pamphlets on HIV/AIDS in school environment. Advice for young people would turn themselves in religious activities, as well as extracurricular school activities such as scouts, PMR, student council, and other positive activities. Keywords: HIV / AIDS, knowledge, attitudes, actions

2

Saat ini HIV/AIDS telah menyebar luas dihampir seluruh bagian dunia. Data WHO menunjukkan pada akhir Desember 2007 sebanyak 33,2 juta penduduk dunia menderita HIV/AIDS, 90% berasal dari negara berkembang. Data yang sama menunjukkan estimasi jumlah kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS mencapai 2,1 juta orang, sedangkan jumlah infeksi baru HIV/AIDS adalah 2,5 juta orang. Benua Asia diindikasikan memiliki laju infeksi HIV tertinggi didunia. Prevalensi HIV tertinggi terdapat di wilayah Asia Tenggara dengan tren epidemik yang bervariasi di setiap negara. Tren epidemik di Kamboja, Myanmar, dan Thailand menunjukkan penurunan, sedangkan di Indonesia dan Vietnam malah semakin meningkat. Kini diseluruh dunia diperkirakan lebih dari 40 juta orang mengidap HIV/AIDS. Sekitar 75% yang tertular HIV/AIDS berada di kawasan Asia Pasifik dan Afrika. Lebih dari 20 juta jiwa telah meninggal karena AIDS. WHO dan UNAIDS, dua organisasi dunia memberi peringatan bahaya kepada 3 negara di Asia yang saat ini disebut-sebut berada pada titik infeksi HIV. Bahkan bisa dikatakan negara tersebut berada dalam posisi serius. Berdasarkan laporan WHO dan UNAIDS ketiga negara itu adalah China, India dan Indonesia. Apalagi ketiga negara itu memiliki populasi terbesar di dunia. Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang di wilayah Asia yang telah digolongkan menjadi negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi atau concentrated level epidemic (CLE) karena memiliki kantong-kantong epidemi dengan prevalensi lebih dari 5% pada subpopulasi beresiko terinfeksi HIV seperti : pekerja seks komersial,

Pendahuluan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan tubuh. Karena sistem kekebalannya rusak, orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi. Meskipun kedokteran telah dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benarbenar bisa disembuhkan. Saat ini yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya (Russel, 2011). AIDS merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi HIV. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya adalah kondisi yang disebut AIDS. Tanpa dilakukan terapi antiretrovirus (Antiretroviral therapy/ART), rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi menjadi AIDS adalah 9-10 tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS adalah sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi. Tanpa pengobatan, infeksi HIV mempunyai risiko 1-2% untuk menjadi AIDS pada beberapa tahun pertama. Risiko ini meningkat 5% pada setiap tahun berikutnya. Risiko terkena AIDS dalam 10-11 tahun setelah terinfeksi HIV mencapai 50%. Sebelum ditemukan obat-obat terbaru, pada akhirnya semua kasus akan menjadi AIDS (Russel, 2011).

3

narapidana, pengguna narkoba jarum suntik, darah donor, dan ibu hamil. Berdasarkan informasi terbaru yang dikumpulkan oleh Departemen Kesehatan melalui surveilans HIV/AIDS, surveilans perilaku dan berbagai hasil studi di lapangan diperoleh kesimpulan bahwa potensi ancaman epidemi HIV/AIDS di Indonesia semakin besar (Depkes RI, 2003). Data dari Ditjen PP dan PL Kemenkes RI per tanggal 15 Agustus 2012 menunjukkan bahwa sejak tahun 1987 terdapat 86.762 kasus HIV dan 32.103 kasus AIDS dimana sudah sebanyak 5.623 penderita yang meninggal dunia. Provinsi Sulawesi Utara, data dari Ditjen PP dan PL Kemenkes RI per tanggal 15 Agustus 2012, menunjukkan total terdapat 1.664 penderita HIV dan 410 penderita AIDS. Data dari WHO/UNAIDS (2009) menunjukkan kelompok remaja di atas 15 tahun yang banyak terinfeksi secara global. Di Indonesia, data dari Ditjen PP dan PL Kemenkes RI per tanggal 15 Agustus 2012, menunjukkan, untuk rentang umur 15 – 19 tahun terdapat 1.134 orang yang menderita AIDS. Hal ini menunjukkan bahwa masa transisi dari remaja menuju usia dewasa adalah masa krisis yang apabila tidak dibimbing bisa mengarah kepada perilaku yang berisiko. Usia muda mempunyai karakteristik ingin bebas, mencari pengalaman, ikatan emosional kuat dengan teman sebaya dan suka mencoba hal-hal baru (Sudrajat, 2008). Rentannya remaja terhadap penyimpangan seksual dan AIDS bersumber pada perubahan fisiologis dan psikologis, berkaitan dengan perkembangan organ reproduksi mereka (Rachmawati, 2009). Kota Tahuna merupakan Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Sangihe, yang memiliki jumlah siswa SMA/SMK

yang cukup besar. Siswa SMA/SMK termasuk dalam golongan remaja yang rentan dan mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar. Berdasarkan data yang diperoleh, SMK Negeri 3 Tahuna memiliki jumlah siswa sebanyak 552 orang dengan kata lain memiliki 552 remaja yang rentan terhadap pengaruh lingkungan sekitar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK Negeri 3 Tahuna.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study (studi potong lintang). Penelitian dilakukan di SMK Negeri 3 Tahuna. Berdasarkan survei awal penelitian, diperoleh jumlah populasi adalah 552 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus penentuan sampel Notoatmodjo (2005). Hasil perhitungan yang diperoleh adalah 232 siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Pembagian sampel menurut tingkatan kelas adalah kelas X sebanyak 96 siswa, kelas XI sebanyak 81 siswa, kelas XII sebanyak 55 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan melalui dua tahap yaitu analisis univariat untukmendeskripsikan tentang pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahannya pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tahuna dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

4

dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahannya dengan menggunakan uji chi square dengan bantuan program aplikasi SPSS versi 16,0 for windows dengan derajat kepercayaan 95.

Tabel 3 Distribusi Gambaran Umum Tindakan Responden Terhadap HIV/AIDS. Pengetahuan Responden tentang HIV/AIDS Baik Tidak Baik Total

n

%

122

52,6

110

47,4

232

100

Sumber: Data Primer

Hasil

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 122 siswa (52,6%) sedangkan responden yang memiliki tindakan yang tidak baik sebanyak 110 siswa (47,4%). Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan perhitungan chi square dengan bantuan program SPSS version 16 for windows, di peroleh nilai probabilitas sebesar 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK Negeri 3 Tahuna, dan pada Hubungan antara Sikap dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS juga terdapat Hubungan yang bermakna dengan nilai probabilitas sebesar 0,000.

Tabel 1. Distribusi Gambaran Umum tingkat Pengetahuan Responden tentang HIV/AIDS. Pengetahuan Responden tentang HIV/AIDS

n

%

Baik

197

84,9

Tidak Baik

35

15,1

Total

232

100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 197 siswa (84,9%) sedangkan responden yang berpengetahuan tidak baik sebanyak 35 siswa (15,1%). Tabel 2. Distribusi Gambaran Umum Sikap Responden Tentang HIV/AIDS. Sikap Responden terhadap HIV/AIDS

n

%

Positif

171

73,7

Negatif

61

26,3

232

100

Total

Pembahasan 1.Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Berdasarkan hasil skoring yang telah ditetapkan dengan menggunakan 13 pertanyaan untuk mengukur variabel pengetahuan responden, dapat diketahui bahwa secara umum pengetahuan responden tentang HIV/AIDS dapat dikategorikan baik yaitu sejumlah 197 orang atau sebesar 84,9%, dan kategori tidak baik sebanyak 35 orang atau sebanyak 15,1%. Dari jumlah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang paling banyak adalah responden yang berpengetahuan baik. Proporsi responden dengan tingkat pengetahuan baik tentang HIV/AIDS terlihat lebih

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif (Memiliki kecenderungan Menjauhi HIV/AIDS) sebanyak 171 siswa (73,7%) sedangkan responden yang memiliki sikap negatif (memiliki kecenderungan mendukung penularan HIV/AIDS) sebanyak 61 siswa (26,3%).

5

tinggi, hal ini sebabkan oleh adanya faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan responden selain sumber informasi (televisi, radio, majalah, koran dan buku) yaitu status sosial ekonomi, budaya, agama, dan pengalaman. Berkaitan dengan pengalaman, semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak (Notoatmodjo, 2007). Dari hasil penelitian tersebut bisa juga dikatakan bahwa SMK Negeri 3 Tahuna menyediakan fasilitas yang dapat mendukung atau mempermudah responden dalam mengakses segala informasi mengenai HIV/AIDS, contohnya tersedianya perpustakaan sekolah, laboratorium komputer atau internet sehingga memungkinkan para siswa untuk memperoleh informasi mengenai HIV/AIDS.

dengan orang yang dianggap penting tersebut. 3.Tindakan Pencegahan HIV/AIDS Penelitian terhadap tindakan pencegahan HIV/AIDS yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Tahuna dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebesar 52,6% responden yang menunjukkan tindakan yang baik dan 47,4% responden yang menunjukkan tindakan yang tidak baik. Responden yang menjawab benar untuk pernyataan pemakaian kondom dapat mencegah penularan HIV/AIDS adalah sebanyak 67,3% responden, dan responden yang menjawab salah sebanyak 32,7% responden. Menurut teori Green dalam Notoatmodjo (2010) bahwa perilaku seseorang tentang kesehatan dalam hal ini tindakan terhadap penggunaan kondom pria salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan (faktor predisposisi). Menurut Juliastika (2010) dalam penelitiannya mengenai Hubungan Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Sikap dan Tindakan Penggunaan Kondom Pria pada Wanita Pekerja Seks di Kota Manado yakni semakin baik pengetahuan responden mengenai HIV/AIDS, maka mempengaruhi tindakan untuk selalu menggunakan kondom saat berhubungan seks. Hal ini juga sama seperti yang dikemukakan oleh Sianturi (2012) dalam penelitiannya tentang Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung, Dan Penguat Dengan Tindakan Penggunaan Kondom Pada WPS Untuk Pencegahan HIV/AIDS Di Kabupaten Serdang Bedagai, yang menyatakan bahwa penggunaan kondom yang lebih konsisten ditemukan pada kelompok yang memiliki pengetahuan komprehensif.

2.Sikap Terhadap HIV/AIDS Hasil penelitian terhadap sikap responden yang didapat yaitu secara umum sebesar 73,7% responden menunjukkan sikap positif dan 26,3% responden menunjukkan sikap negatif Sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS merupakan gambaran yang menunjukkan respon siswa terhadap pernyataan yang berkaitan dengan pandangan, perasaan dan kecenderungan untuk melakukan tindakan terhadap penyakit HIV/AIDS (Tosi, dkk, 2010). Menurut Azwar (2009,) keadaaan tersebut dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi sikap selain pengetahuan, yakni untuk dapat menjadi dasar pembentukkan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat, pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konfirmis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting, kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik

6

Responden yang menjawab benar untuk pernyataan tidak melakukan seks bebas adalah sebanyak 88,4% responden, sedangkan yang menjawab salah sebanyak 11,6% responden. Menurut Sofyan (2007), sekitar 16% remaja mengaku sudah berpengalaman melakukan hubungan seks pada usia 1315 tahun, dan 44% diusia 16-18 tahun. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting, terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif. Pada penelitian Dalimunthe, dkk (2013) menyatakan bahwa sebagian besar responden (89,5%) memiliki pengetahuan yang baik tentang seks bebas, maka hal tersebut memiliki dampak yang baik untuk dapat menghindari hal-hal yang beresiko tertular HIV/AIDS.

hal dapat mempengaruhi niat untuk ikut dalam suatu kegiatan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rishadi dkk(2012), yang menyatakan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan HIV/AIDS. Tidak adanya hubungan pengetahuan dengan upaya pencegahan HIV/AIDS dapat terjadi karena kurangnya kesadaran akan hal-hal berisiko akan infeksi HIV serta penelitian lain juga menunjukkan pengetahuan yang tinggi mengenai HIV/AIDS tidak diikuti langsung dengan tingkah laku yang sejalan di masyarakat, namun pada sikap dan upaya pencegahannya ternyata berhubungan. 5. Hubungan Antara Sikap tentang HIV/AIDS dengan Tindakan Pencegahan HIV AIDS. Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan perhitungan chi square dengan bantuan program SPSS version 16 for windows, di peroleh nilai probabilitas p = 0,000, maka dapat disimpulkan juga bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap terhadap HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK Negeri 3 Tahuna. Penelitian ini sejalan juga dengan yang diungkapkan oleh Muhlisin (2009), yang juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap terhadap HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada anak remaja usia sekolah Penelitian ini pula didukung oleh penelitian yang dilakukan Rishadi dkk (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap terhadap HIV/AIDS dengan tindakan pencegahannya.Adanya ketidaksesuaian sikap terhadap upaya pencegahan HIV dan AIDS disebabkan pengetahuan tentang HIV yang dimiliki seseorang tidak sejalan dengan sikapnya dan tidak ada upaya dalam mengubah tindakan

4. Hubungan Antara Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Tindakan Pencegahan HIV AIDS. Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan perhitungan chi square dengan bantuan program SPSS version 16 for windows, di peroleh nilai probabilitas p = 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK Negeri 3 Tahuna. Hal ini berarti bahwa semakin baik pengetahuan tentang HIV/AIDS, maka semakin baik pula tindakan pencegahannya dan sebaliknya. Penelitian ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Muhlisin (2009), yang juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada anak remaja usia sekolah. Seperti pula diungkapkan oleh Handayani (2001) dalam penelitiannya. Bahwa adanya pengetahuan tentang manfaat sesuatu

7

atau tingkah laku yang ada pada dirinya. Ketika sikap baik atau positif responden ada, kemungkinan juga cenderung melakukan upaya pencegahan HIV dan AIDS yang kurang baik, hal ini bisa dapat terjadi karena pengetahuan yang dimiliki responden. Kecenderungan sikap positif untuk melakukan upaya pencegahan yang kurang baik bisa disebabkan karena pemahaman akan HIV dan AIDS tidak secara menyeluruh. Beberapa faktor seperti tingkat pendidikan, faktor lingkungan (tempat tinggal), dan akses informasi yang tidak sampai ke wilayah mereka bisa menjadi faktor penyebab kurangnya kesadaran akan bahaya HIV dan AIDS. Demikian juga dengan hasil penelitian Barliantari (2007) di Jakarta Timur yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang HIV/AIDS dan tindakan terhadap penderita HIV/AIDS.

kurang baik terhadap pencegahan HIV/AIDS. 4. Terdapat Hubungan antara Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Tindakan Pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK Negeri 3 Tahuna. 5. Terdapat Hubungan antar Sikap terhadap HIV/AIDS dengan Tindakan Pencegahan HIV/AIDs pada siswa SMK Negeri 3 Tahuna. Saran 1. Bagi pihak sekolah agar lebih meningkatkan lagi cara penyampaian materi tentang HIV/AIDS kepada para siswa, misalnya dengan cara menggunakan alat peraga pada saat mengajar, memperlihatkan video tentang kasus HIV/AIDS yang terjadi pada remaja dan akibat yang ditimbulkan, serta memasang gambar, poster ataupun pamphlet tentang HIV/AIDS dilingkungan sekolah. 2. Remaja kiranya mengaktifkan diri dalam kegiatan keagamaan, serta kegiatan ekstrakulikuler sekolah seperti pramuka, PMR, OSIS serta kegiatan positif kainnya agar tidak mudah terlibat dalam pergaulan bebas yang mengakibatkan fatal bagi anak remaja. 3. Pemerintah atau instansi terkait agar lebih maksimal lagi dalam memberikan penyuluhan mengenai HIV/AIDS kepada remaja. 4. Perlunya dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi sikap dan tindakan mahasiswa seperti peran teman sebaya, peran media massa, peran orang tua, dan agama.

Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebanyak 197 responden atau sebesar 84,9% responden memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS dan sebanyak 35 responden atau sebesar 15,1% responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. 2. Sebanyak 171 responden atau sebesar 73,7% responden yang memiliki sikap positif terhadap pencegahan HIV/AIDS dan sebnayak 61 responden atau sebesar 26,3% responden yang memiliki sikap negatif terhadap pencegahan HIV/AIDS. 3. Sebanyak 122 responden atau sebesar 52,6% responden yang memiliki tindakan yang baik terhadap pencegahan HIV/AIDS dan sebanyak 110 responden atau sebesar 47,4% responden yang memiliki tindakan yang

8

Komisi Penanggulangan Nasional, 2009.

DAFTAR PUSTAKA Barliantari, L. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Perawatan Kepada Penderita HIV, DKI Jakarta Kotamadya Jakarta Timur.(online)http://digilib.uns.a c.id/upload/dokumen/12540020 8201003371.pdf.Diakses tanggal 27 Februari 2013

Komisi

AIDS

Penanggulangan AIDS Nasional. 2011. Penularan, Pencegahan dan Perawatan. http://www.aidsindonesia.or.id

Kusumastuti, F. 2010. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Seksual Pranikah Remaja.Skripsi (Tidak Diterbitkan). Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Dalimunthe R. C , dkk. 2013. Tingkat Pengetahuan Pelajar SMA Harapan-1 Medan Tentang Seks Bebas Dengan Risiko HIV/AIDS. E-Journal FK USU Vol 1 No 1, Halaman 2 (Online). (http://jurnal.usu.ac.id.jurnal. Diakses pada 20 juli 2013)

Muhlisin. 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang HIV/AIDS pada siswa SMK Muhammadiyah Salatiga dengan Praktik Pencegahan. (Online) http//:eprints.undip.ac.id.pdf.bm khubungan pengetahuan dan sikap tentang hiv/aids pada siswa smk muhammadiyah dengan praktik pencegahan.pdf.bmk di akses pada 20 Maret 2013.

Dinkes. Bid. PMK. Provinsi Sulut 2012 Dinkes Sulut. 2011. Situasi HIV/AIDS Provinsi Sulawesi Utara tahun 1997- Februari 2011. Manado: Dinas KeSehatan Provinsi Sulawesi Utara. Juliantini, H. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dan Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah. Di SMA “X” di Jakarta Timur. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. (online) (http;//whoindonesia.health.or.id .pdf) diakses tanggal 11 April 2012

Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Juliastika J. 2012. Hubungan Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Sikap dan Tindakan Penggunaan Kondom Pria pada Wanita Pekerja Seks di Kota Manado. Halaman 19 (Online). (http://ejournal.unsrat.ac.id.kesm as.download.bmk diakses tanggal 23 juni 2013)

Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, dan Kurniawati ND. 2007. “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi”. Jakarta : Salemba Medika

9

Rachimhadhi T, Anthony R, Hendarmin S. 1992. Sindroma AIDS Penanggulangan Penyebarannya dalam Praktek Dokter Gigi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Semarang. Halaman 178 (Online) http://jurnal.unimus.ac.id. Diakses pada 15 juli 2013. Scorviani V, Nugroho T. 2011. Mengungkap Tuntas 9 PMS (Penyakit Menular Seksual). Yogyakarta : Nuha Medika

Rachmawati. 2009. Narkoba, AIDS dan Kita. (Online) http://ikonbali.org/25/11/2007/p enyadaran/narkoba-aids-dankita.html, diakses tanggal 10 Juli 2012)

Sianturi A. S. 2012. Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung, Dan Penguat Dengan Tindakan Penggunaan Kondom Pada WPS Untuk Pencegahan HIV/AIDS Di Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Precure |Tahun 1 Volume 1 | Februari 2013 | Epi Treat Unit-Universitas Sumatera Utara| Halaman 2 (Online). (http://jurnal.usu.ac.id. Diakses pada 23 Mei 2013). Sujudi A. 2002. Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. (Online) (http://data.unaids.org/topics/Par tnership-Menus/indonesiaresponse_id.pdf diakses tanggal 15 Juli 2012) Sudoyo, et al . 2006. Buku ajar: ilmu penyakit dalam. Ed 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Rantealo, F. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahan Tentang HIV/AIDS dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja di SMP Negeri 8 Manado. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Manado Rishadi A, dkk. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Calon Tenaga Kerja Indonesia dengan Upaya Pencehagan HIV dan AIDS Di BP3TKI Makassar. Makassar (Online) (http://Frepository.unhas.ac.id/F bitstreamFhandleF/123456789/ hubungan pengetahuan dan sikap calon tenaga kerja indonesia dengan upaya pencegahan hiv dan aids. Pdf.bmk diakses tanggal 20 April 2013).

Tosi A, dkk. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan Siswa Tentang HIV/AIDS Dengan Sikap Siswa Terhadap Penyakit HIV/AIDS Di SMA Negeri 6 Kota Kupang Tahun 2010. Halaman 4, Vol. 05 No. 01 Des 2010. (Online) (http://mediakesehatanmasyarak at.files.wordpress.com/2012/2/0 6/artikel-pertamaariyanto.pdf., di akses pada 20 Juni 2013).

Russel M. D. 2011. Bebas dari 6 Penyakit Paling Mematikan. Yogyakarta: MedPress. Setyoadi, Triyanto, E. 2012. Strategi Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita AIDS. Yogyakarta : Graha Ilmu Setyowati D, dkk. 2012. Gambaran Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Pelaku Seks Pranikah Di Universitas X 10

UNICEF. 2005. Kampanye global untuk cegah infeksi baru HIV dan bantu anak dengan HIV/AIDS diluncurkan hari ini. (Online). (http://www.unicef.org/indonesia /id/Bersatu_untuk_Anak_Bersat u_lawan_HIV_AIDS_Bhs_Inds_ .pdf diakses tanggal 20 Juli 2012)

(http://repository.usu.ac.id/bitstr

eam/123456789/15361/1/mkijun2005-%20%284%29.pdf di akses tanggal 25 Juli 2012). WHO. 2009. Global Summary Of The AIDS Epidemic, (Online), (http://www.who.in/hiv/data/200 9_global_summary.png, Diakses pada tanggal 10 februari 2013).

Purwaningsih S, Widayatun. 2008. Perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia (online).

11